Kamis, 15 Mei 2014

Tugas Akuntansi Internasional

Tulisan 3

                               MAKNA AKUNTANSI SECARA LUAS




Akuntansi sering disebut sebagai “Bahasa Bisnis” atau  akan lebih tepat jika disebut “bahasa pengambilan keputusan”. Semakin kita kuasai bahasa ini, akan semakin baik pula kita menangani berbagai aspek keuangan dalam kehidupan ini.
            Pernahkah Anda mengambil keputusan yang mengandung aspek keuangan?Jawabnya pasti “Ya”. Apapun peranan anda dalam masyarakat, sebagai siswa, kepala rumah tangga, investor, manajer atau politisi pasti akan merasakan manfaat jika memahami akuntansi. Tujuan utama buku ini untuk membantu anda dalam mempelajari prosedur pencatatan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di bidang keuangan.

A. DEFINISI AKUNTANSI
Definisi menurut American Institute of Certified Publik Accounting (AICPA) adalah sebagai berikut:
“Accounting is the art of recording, classifying, and summarizing in a significant manner and in terms of money, transactions  and events which are, in part at least of a financial character, and interpreting the results thereof.
Akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya
Sedangkan Accounting Principle Board (APB) Statement No. 4 mendefinisikan akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa.Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih di antara beberapa alternatif.
Apabila ditinjau dari sudut pandang pengguna jasa akuntansi, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu dan atau aktifitas jasa yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan suatu entitas atau transaksi yang bersifat keuangan (financial)

Menurut para ahli akuntansi yaitu :

a.       Menurut Horngen & Horrisaon, JR (1989), akuntansi adalah suatu system yang mengukur aktivitas-aktivitas bisnis, memproses ke dalam laporan-laporan dan mengkomunikasikan kepada pengambil keputusan.
b.      Menurut Weygant, Kieso & Kell (1995),  akuntans adalah suatu proses yang terdiri dari 3 aktivitas yaitu mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kegiatan ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak-piak yang berkepentingan atas informasi tersebut.
c.       Menurut American Institute of Certifiet Public Accountan ( AICPA), akuntansi adalah seni mencatat, mengkalsifikasikan, dan mengikhtisarkan menurut cara tertentu dan dinyatakan dalam nilai uang, transaksi dan peristiwa itu setidaknya sebagian bersifat financial dan menginterprestasikannya.
d.      Menurut Miswonger & Fees, accounting is primarly the preparation of reports based on the record, and the interpretation of the reports, artinya akuntansi terutama membahas masalah desain sistem pencatatan, persiapan lapaoran didasarkan pada data yang tercatat dan menginterprestasikan terhadap hasilnya.
e.       Menurut Soehardi Sigit, akuntasi adalah seni mencatat, menggolongkan, menganlisa, menafsirkan dan menyajikan laporan dari peristiwa financial/keuangan yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan atau lembaga dengan cara yang sistematis.
Kegunaan informasi akuntansi adalah untuk:
1.      Membuat perencanaan yang efektif, sekaligus mengadakan pengawasan, serta pengambilan keputusan ekonomi yang tepat oleh manajemen;
2.      Pertanggungjawaban entitas kepada para investor, kreditor, pemerintah dan sebagainya.
            Dari definisi diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1.      Akuntansi diselenggarakan dalam suatu organisasi (biasanya berupa organisasi perusahaan). Informasi akuntansi yang dihasilkan adalah informasi tentang organisasi.
2.      Informasi akuntansi sangat penting dalam menyelenggarakan kegiatan perusahaan. Informasi ini digunakan dalam pengambilan keputusan intern organisasi (oleh manajemen- yaitu orang yang diberi tugas untuk memimpin perusahaan), dan juga untuk pengambilan keputusan oleh pihak ekstern organisasi (investor – yaitu orang-orang yang menanmkan uangnya dalam perusahaan untuk mendapatkan laba; oleh kreditur – yaitu orang-orang yang memberi pinjaman kepada perusahaan dan pihak lainnya).
Jika ditinjau dari sudut pandang proses kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu entitas. Dari sini bisa dilihat, bahwa akuntansi merupakan kegiatan yang kompleks, menyangkut berbagai macam kegiatan, sehingga pada dasarnya akuntansi harus:
1.      Mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusan yang akan diambil;
2.      Memproses atau menganalisis data yang relevan;
3.      Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan.
Informasi keuangan dapat bermanfaat bila kita memenuhi ke tujuh kualitas sebagai berikut ini:
1.      Relevan
Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya.Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para pengambil keputusan, maka informasi demikian tidak ada gunanya, betapapun kualitas lainnya terpenuhi.
2.      Dapat Dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai.
3.      Daya Uji
Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang subjektif. Untuk meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
4.      Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak tergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
5.      Tepat Waktu
Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tertentu.
6.      Daya Banding
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama atau maupun dengan laporan keuangan perusahaan-perusahaan lainnya pada periode yang sama.
7.      Lengkap
Informasi keuangan dikatakan lengkap bila dapat memenuhi ke-enam tujuan kualitatif diatas dan dapat memenuhi standar pengungkapan dalam laporan keuangan.

    Asumsi Dasar Akuntansi
1. Kesatuan usaha (Economic Entity)
Kegiatan perusahaan dianggap sebagai satu kesatuan yang terpisah dari pemiliknya.
2. Kelangsungan usaha (Going Concern)
Suatu perusahaan dianggap akan hidup terus untuk menyelesaikan kontrak atau perjanjian. Hal ini berpengaruh pada berbagai metode penilaian dan pengalokasian yang digunakan dalam catatan akuntansi.

  Konsep Dasar Akuntansi
1. Dasar Akrual (Accrual Basic)
Untuk mencapai tujuanya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual.
2. Dasar Tunai (Cash Back)
Metode ini hanya mengakui transaksi atau kejadian yang sifatnya berwujud. Dan biasanya digunakan pada perusahaan yang menjual barang secara angsuran.
3. Kesatuan Usaha (Entity Concept)
Dalam akuntansi keuangan, perusahaan dianggap sebagai kesatuan ekonomi yang terpisah dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan sumber-sumber perusahaan agar perusahaan berkewajiban mempertanggungjawabkan keuangan perusahaannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
4. Kesinambungan (Going Concern)
Suatu usaha akan berkesinambungan apabila dapat membayar kewajibanya tepat pada waktunya dan melaksanakan usaha yang menghasilkan pendapatan.
5. Periode Akuntansi (Accounting Period)
Laporan keuangan memberikan informasi posisi keuangan perusahaan selamaperiode waktu tertentu.
6. Harga Pertukaran (Exchange Price)
Transaksi keuangan harus dicatat sebesar harga pertukaran, yaitu jumlah uang yang harus diterima atau dibayaran untk transaksi tersebut.
7. Penetapan Beban dan Pendapatan (Matching Concept)
Azas peetapan beban dan pendapatan mengaitkan beban dengan pendapatan dalam rangka menetapkan laba bersih.
8. Penetapan Harga Perolehan (Cost)
Akuntansi memilh harga perolehan untuk menyajikan nilai paling bermanfaat sebagai dasar pencatatanya.


B. SEJARAH AKUNTANSI

Sejarah Akuntansi
Akuntansi merupakan suatu teknik pencatatan dalam suatu perusahaan. Pada zama Romawi Kuno dan Mesir telah dikenal pencatatan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan harta kekayaan yang dimiliki oleh kerajaan. Pada saat orang-orang melakukan perdagangan maupun melaksanakan perjalanan ke luar daerah, mereka mengdakan pencatatan mengenai jumlah harta yang mereka bawa saat bepergian maupun yang mereka bawa saat pulang. Catatan semacam ini biasanya kita temukan pada kulit kayu maupun daun lontar atau sarana lain yang dapat digunakan.
Pada tahun 1494 (abad ke 15) seorang ahli matematika dari Italia bernama Lucas Paciolo memulai sejarah pencatatan yang lebih sistematis dan teratur. Gagasan pencatatan yang sistematis dan teratur ini tertuang dalam buku yang berjudul “Summa de Arithmatica Proportioni et Proportionalita”. Di dalam buku ini ia selalu mencatat bahwa ada dua sisi atau lebih yang dipengaruhi oleh suatu trasaksi. Satu sisi disebut debit dan satu sisi lain disebut kredit. Kedua istilah tersebut berasal dari bahasa Latin debere dan credere yang artinya masaing-masing berutang dan percaya/mempercayai. Karena gagasannya tersebut kemudian Lucas Paciolo diangkat sebagai bapak Akuntansi.
Dengan buku tersebut akhirnya para ahli mengembangkan idenya sehingga lahirlah tata buku (bookkeeping) dan ini berkembang dengan pesat di daratan Eropa dan akhirnya disebut dengan system Kontinental. Tata buku pada awalnya hanya satu yaitu tata buku tunggal, karena kebutuhan yang makin kompleks maka lahirlah tata buku berpasangan. Tata buku berpasangan ini tidak hanya berkembang di Eropa tapi sampai di Amerika. Perkembangan system Amerika tersebut dikatakan sebagai system Anglo Saxon yang sering kita sebut dengan acconting atau akuntansi.
Sejarah Perkembangan Akuntansi Internasional
1.   Pra Industrisasi Sebelum Masehi Hasil penelitian sejarah menemukan catatan tertua yang diketahui adalah lembaran dari tanah liat yang memuat catatan – catatan pembayaran upah di Babylonia sekitar 3600 tahun sebelum masehi. Selain itu terdapat bermacam-macam bukti adanya pemeliharaan catatan dan sitem-sistem control akuntansi yang dijumpai di kerajaan mesir kuno dan Negara-kota Yunani. Peran perang salib yang terjadi pada abad ke 11 hingga abad ke 13 memberikan perkembangan di kota-kota Italia yang selanjutnya membuka hubungan baru ke arah timur (asia). Dengan begitu, maka pusat-pusat perdagangan di kota-kota Italia bertumbuh dan muncullah agen-agen dan partnership. Perkembangan akuntansi pada abad pertengan dikenal dengan ilmu berhitung dan di pergunakannya mata uang secara luas sebagai alat pertukaran. Namun semenjak dikenalnya angka arab yang lebih sederhana, maka dominasi angka-angka romawi yang digunakan selama berabad-abad menjadi tenggelam dan banyak di tinggalkan. Sebaliknya pertumbuhan akuntansi menjadi kian pesat karenanya. Pada abad ke 17 hingga 18 buku-buku teks mulai mempersonifikasikan semua rekening dan transaksi , sebagai usaha dari penulis untuk merasionalisasikan kaidah pendebetan dan pengkreditan rekaning atau perkiraan. Perkembangan lainnya adalah dibuatnya perhitungan rugi laba pada setiap akhir tahun , dan tidak lagi dibuat pada setiap akhir ventura sebagaimana sebelumnya.
2. Zaman industrisasi abad ke 18 s/d 20 Suatu tonggak penting yang mengawali perkembangan akuntansi modern adalah terjadinya revolusi industri di eropa barat pada abad ke 18. pada saat itu , terjadi perlihan indutri yang dikerjakan dengan tangan dan bersifat individual ke system pabrik. Dari sinilah timbul bentuk badan hokum yang memungkinkan suatu organisai usaha memperoleh sejumlah besar modal dari masyarakat melalui penjualan saham. Untuk pertama kalinya status badan hokum setingkat PT itu di tetapkan secara sah di inggris dalam tahun 1845. para pemegang saham dari perusahaan perseroan ini hanya dapat mengontrol pekerjaan managemen perusahaan secara tidak langsung. Adanya perbedaan kepentingan diantara kedua kelompok yaitu pemegang saham dan manajemen perusahaan yang terpisah tersebut, menjadi kan laporan keuangan yang dihasilkan kemungkinan besar disusun dengan dasar penilaian dan kepentingan yang berbeda, sehingga laporan keuangan tidak lagi memenuhi fungsinya sebagai pertanggungjawaban. Dibalik perkembangan badan usaha tersebut, suatu kebutuhan baru muncul dari kalangan masyarakat yang berkepentingan terhadap perusahaan. Yaitu pemeriksaan akuntansi independen untuk memberikan jaminan bahwa laporan keuangan yang disapkan oleh manajemen perusahaan dapat di percaya. Tanggung jawab untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan tealh memenuhi fungsinya sebagai pertanggungjawaban, tetap berada di tangan akuntan public. Untuk malakukan peran tersebut , akuntan di tuntut harus berwawaasan luas, adil dan tidak memihak, sehingga pendapatnya dapat dipercaya. Desakan kebutuhan-kebutuhan jasa akuntansi yang professional, mengakibatkan nya di buka sebuah lembaga yang memberikan lisensi akuntan public terdaftar (CPAs) diseluh Negara Amerika Serikat. Pada tahun 1887, para akuntan public yang terdaftar tersebut mendirikan asosiasi akuntan yang pertama di Amerika Serikat bernama American Association of Accountants. Dalam tahun 1917 nama itu diubah menjadi American Insitute of Acountants, dan di pergunakan sebagai nama resmi prganisasi ini hingga saat ini di tetapkannya na ayang bsekarang (American Institute of Certified Public Accountants = AICPA) dalam tahun 1953. Dalam tahun 1943, congress amerika serikat membentuk Securities and Exchange commission (SEC)berdasarkan securities Act of 1933 dan securities and Exchange bertanggung jawab kepada kongres, sangat berpengaruh dalam merumuskan penyeragaman teknik pelaporan akuntansi bagi kepentingan perdagangan surat berharga di bursa-bursa efek. Setelah memainkan peranan yang besar dalam perkembangan standar serta prosedur akuntansi. Sejak tahun 1937-1938 , SEC telah bekerja sama dengan baik bersama badan-badan yang di bentuk oleh AICPA guna mencapai penyeragaman dibidang standar-standar auditing dann pelaporan akuntansi, hal ini berlangsung hingga sekarang. Perkembangan hubungan ekonomi dan perdagangan internasional yang diwarnai dengan pesatnya investasi antar Negara, pertumbuhan-pertumbuhan perusahaan internasional dan pertumbuhan profesi akuntansi serta pengaruhnya terhadapa dunia usaha, pendidikan dan masyarakat luas, akhirnya mengarahkan perhatian ICA (International Congress Of Accounting) ke 10 (di Sydney , Australia pd tahun 1972) untuk membentuk organisasi profesi akuntan international guna mengembangkan standar-standar akuntansi yang patut diterima secara universal. Hal ini segera mendapat sambutan, menyusu di bentuknya International Coordinator Committee Accounting Profession (ICCAP) dan International Acoounting Standars Committee (IASC)pada tahun 1973. Suatu kemajuan panting bagi organisasi profesi akuntan di Amrika Serikat terjadi dalam tahun 1972 dan 1973, yaitu saat didirikan dan di organisasikannya Financial Accounting Standards Board ( FASB) Dan Financial Accounting Foundation (FAF) yang kian memperkuat kekdudukan profesi akuntansi di Negara tersebut. Melalui keluaran-keluarannya yang lebih berarti , tepat guna, cepat dan responsive, FASB menggalang kredibilitas dan sekaligus meraih dukungan public akuntansi serta kalangan yang terkait keberadaanya seperti SEC dan sebagainya.
3. Perang Dunia Kedua Awal sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia tidak lepas dari perkembangan akuntansi di Negara belanda pada abad pertengahan. Dalam buku Encyclopaedie van Nederlandsch Indie, D, G, Stible dan St. J. Stroomberg mencatat bahwa akuntansi di Indonesia paling tidak sudah dikenal pada tahun 1642. hal ini dibuktikan oleh sebuah instruksi yang dikeluarkan oleh gubernur jendral ( kepala pemerintah Negara jajahan belanda di Indonesia) mengenai pengurusan pembukuan penerimaan uang, pinjaman-pinjaman, serta uang yang perlukan untuk eksploitasi garnisun-garnisun galangan kapal yang ada di Batavia dan Surabaya. Bukti lain yang diketahui adalah catatan pemukuan dari Amphioen Societeit (didirikan di Batavia pada tahun 1747) yang dengan jelas menggambarkan pengaruh dari metode-metode Italia. Sebagaimana kita ketahui, jepang yang mencetuskan perang melawan sekutupada tanggal 8 Desember 1941, dengan cepat bergerak dan pada tanggal 9 Maret 1942 memaksa pemerintah Hindia Belanda untuk menyerah tanpa syarat di Kalijati. Sejak tanggal tersebut, praktis jepang menggantikan kedudukan Belanda sebagai penjajah di Indonesia. Pendidikan semakin terbengkalai , dan keadaan rakyat pada umumnya mulai kian menderita dan sengsara Hinga akhir perang dunia ke dua , yaitu saat jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu (Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, Australia, Selandia Baru, dan Belanda) pada tanggal 15 Agustus 1945, ternyata keberadaan jepang tidak membawa pengaruh yang berarti terhadap metode pembukuan yang ada pada saat itu. Praktek-praktek akuntansi jepang terbatas hanya untuk mencatat kegiatan-kegiatan mereka dan itu pun dilakukan dengan menggunakan huruf-huruf kanji.
4. Era multinasional Perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi yang begitu pesat pada tahun 80 an, menyebabkan tidak terhindarnya kebutuhan terhadap informasi keuangan yang semakin akurat dan semakin cepat. Perkembangan lingkungan teknologi ini menuntut ilmu akuntansi untuk beradaptasi sesuai dengan perkembangan yang ada. Ilmu akuntansi pun memanfaatkan teknologi komputer dalam perkembangan lanjutannya. Sejak menggunakan teknologi komputer, sistem akuntansi dan pelaporannya semakin rapi, teratur, cepat dan akurat. Sehingga kebutuhan informasi keuangan dari berbagai pihak yang membutuhkannya dapat dipenuhi secepat yang mereka butuhkan. Badan Pembuat Standar Akuntansi dan Produknya •Indonesia Badan pembuat standar akuntansi di Indonesia idalah IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dan produknya adalah SAK. Perkembangan standar akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini terus dilakukan secara terus-menerus. Pada tahun 1973 terbentuk Panitia Penghimpun Bahan-bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. Pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang bertugas menyusun standar keuangan. •Cina badan pembuat satandar akuntansinya adalah Kementrian Keuangan yang diawasi Dewan Negara. Yang bertugas melakukan pengawasan dan penegakan aturan standar akuntansi keuangan yaitu Komite Standar Akuntansi Cina (China Accounting Standards Committee – CASC). • Amerika memiliki FASB (Financial Accounting Standard Board) produknya adalah US GAAP (United State Generally Accepted Accounting Principles). •Australia Badan yang bertanggung jawab menangani standar pelaporan keuangannya yaitu AASB (Australian Accounting Standards Board). AASB merupakanbadan independen yang menetapkan standar akuntansi dan bertempat di Melbourne. AASB didirikan untuk mengembangkan, dalam kepentingan umum, sebuah paket standar akuntansi yangberkualitas, dan mudah dipahami. •Taiwan Badan pembuat standar akuntansi di Negara ini ialah Komite Standar Akuntansi Keuangan (Financial Accounting Standards Committee- FASC) dari Lembaga Pengembangan dan Penelitian Akuntansi (Accounting Research and Development Foundation-ARDF). •Meksiko Lembaga pembuat standar akuntansi nasionalnya yaitu Institut Akuntan Publik Meksiko (Instituto Mexicano de Contadores Publicos). Lembaga ini bertugas melakukan pengawasan dan penegakan aturan standar akuntansi keuangan yaitu standar akuntansi yang dikembangkan oleh Komisi Prinsip Akuntansi dibawah institusi tersebut, sedangakan standar auditing merupakan tanggung jawab Komisi Prosedur dan Standar Auditing. • Eropa IASB (International Accounting Standard Board) IASB adalah sebuah lembaga pembuat standar akuntansi untuk negara-negara di kawasan Eropa. Standar yang dibuat oleh IASB, saat itu (sebelum tahun 1990) belum diminati oleh dunia Hal ini karena perkembangan ekonomi Amerika masih dijadikan sebagai patokan perkembangan bisnis dunia. Produknya adalah IAS yang kemudian bermetamorfosis menjadi IFRS (International Financial Reporting Standard). •Prancis merupakan pendukung utama akuntansi nasional di dunia. Di mana Kementrian Ekonomi Nasional menyetujui kode akuntansi nasional (Plan Comptable General) secara resmi yang pertama pada bulan September 1947 dan di revisi pada tahun 1957dan tahun 1982 berdasarkan Direktif Ke-4 Uni Eropa (UE) kemudian pada tahun 1986, rencana tersebut diperluas untuk melaksanakan ketentuan dalam Direktif Ke-7 UE terhadap laporan keuangan konsolidasi dan revisi untuk lebih lanjut pada tahun 1999. •Inggris Badan pembuat standar akuntansi di Negara Inggris ialah Accounting Standard Board (ASB)yang didirikan pada tahun 1990. Selama masa itu badan ini telah banyak mengeluarkan Statement of Standar Accounting Practise (SSAPs) dan Statement of Recommended Practice (SORPs). Otoritas Pasar Modal di Beberapa Negara Otoritas dapat diartikan sebagai kekuasaan remi atau legal, sedangkan Pasar Modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Atau dengan kata lain yaitu bertemu nya antara pencari dana (emiten) dan para penanam modal (investor). (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_modal) Indonesia Otoritas pasar modalnya adalah BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal). Singapura Otoritas Pasar Modalnya yaitu Monetary Authority of Singapore. Amerika Otoritas pasar modalnya adalah SEC (Security And Exchange Commite).# SEC (Securities and Exchange Commission) adalah otoritas pasar modal yang ada di Amerika. Prancis AMF (Autorite des Marches Financiers) adalah otoritas pasar modal yang ada di Perancis Malaysia Otoritas pasar modalnya adalah Malaysia Securities Commission. Eropa Di negara Eropa, otoritas Pasar Modalnya yaitu ESMA.

Tugas 9 Akuntansi Internasional

Tugas Softskill 9



                  MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN 

Manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).
Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi
Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi Korporasi (Enterprise Risk Management).
Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi,monitoring dan evaluasi.


Sejarah
Rekaman tertua terkait pengelolaan risiko dapat ditemukan pada Piagam Hammurabi (codex Hammurabi), yang dibuat pada tahun 2100 sebelum masehi.[1] Piagam tersebut mencantumkan peraturan dimana pemilik kapal dapat meminjam uang untuk membeli kargo; namun bila dalam perjalanan kapalnya tenggelam atau hilang, ia tidak perlu mengembalikan uang pinjaman tersebut. Masa ini disebut sebagai zaman pertama manajemen risiko, di mana perusahaan hanya melihat risiko non-entrepreneurial (seperti misalnya keamanan).
Tahun 1970-an dan 1980-an disebut sebagai zaman kedua manajemen risiko di mana perusahaan-perusahaan asuransi mulai berusaha mendorong pengusaha untuk benar-benar menjaga barang yang diasuransikan.[1] Pada masa ini juga lahir konsep jaminan mutu (quality assurance) yang menjamin setiap produk memenuhi spesifikasi standarnya. Konsep ini dipopulerkan oleh British Standards Institution yang meluncurkan standar kualitas BS 5750 pada tahun 1979.
Pada tahun 1993, James Lam diangkat menjadi Chief Risk Office, yang merupakan jabatan CRO pertama di dunia.[1]
Zaman ketiga manajemen risiko dimulai tahun 1995 dengan diterbitkannya AS/NZS 4360:1995 oleh Standards Australia of the World's Risk management Standard.[1]

Pengertian Risiko
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.
Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.menurut Wideman, ketidak pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity), sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk).
Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar sedangkan kalaupun rugi hanya kecil sekali? Misalnya membeli loterei. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli loterei relatif kecil.Apakah ini juga tergolong Risiko? jawabannya adalah hal ini juga tergolong risiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap risiko.
Kategori risiko
Risiko dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk :
  1. risiko spekulatif, dan
  2. risiko murni.

Risiko spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.
Risiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis(business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.

Risiko murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran,maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan ( insurable risk ).
Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.

Tujuan Manajemen
Tujuan utama manjemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dri perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan ekuitas. Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagi risiko pasar. Risiko pasar terdapat dalam bebrapa bentuk. Meskioun focus terhadap volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan risiko lainnya. Risiko likuiditas timbul karena tidak semua produk manajemen risiko keuangan dapat diperdagangkan secara bebas. Pasar yang sangat tidak likuid ini misalnya seperti real estat dan saham dengan kapitalisasi kecil. Diskontinuitas pasar mengacu kepada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap. Risiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya. Risiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu. Risiko pajak merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan. Risiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindunh nilai tidak dapat dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai.

Peranan Akuntansi
Akuntansi manajemen memainkan peranan penting dalam proses risiko manajemen. Meraka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasikan keseimbangan yang terkait dengan strategi respon risiko alternative, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektivitas program lindung nalai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi bergagai jenis risiko market bepotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilaisuatu perusahaan dan persaingnya. Istilah pemicu nilai mengacu kepada kondisi keuangan pada pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang memepengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas.

Peramalan atas Peubahan Kurs
Informasi yang sering dugunakan dalam membuat permalan kurs (yaitu depresiais mata uang) berkaitan dengan perubahan dalam factor-faktor berikut ini:
1.      Perbedaan inflasi.
Bukti menunjukan bahwaa laju inflasi yang lebih tinggi disuatu Negara, cenderung akakn diimbangi dala beberapa waktu dengan pergerakan dengan nilai yang setara tetapi berlawanan dalam nilai mata uangnya. Kebijakan moneter. Suatu peningkatan dalam pasokan uang suatu Negara yang melebihi laju pertumbuhan riil hasil keluaran nasional mendorong timbulnya inflasi yang mempengaruhi kurs.
2.      Neraca perdagangan.
Pemerintah sering kali memanfaatkan devaluasi mata uang untuk menyelesaikan neraca perdagangan yang tidak menguntungkan (yaitu apabila ekspor < impor).
3.      Neraca pembayaran.
Suatu nergara yang menghabiskan dan berinvestasi lebih banyak diluar dari pada yang dihasilkan atau diterimanya dalam bentuk investasi luar negeri akan mengalami tekanan penurunan nilai mata uangnya.
4.      Cadangan moneter dan kapasitas utang luar negeri. Suatu Negara yang mengalami defisit neraca pembayaran terus menerus dapat mengantisipasi terjadinya devaluasi dengan menurunkan tabungan ataumenurunkan kapasitas pinjaman luar negerinya.
5.      Anggaran nasional.
Deficit yang disebabkan oleh pengeluaran pemerintah yang sangat besar juga memperburuk inflasi.
6.      Kurs forward.Suatu mata uang asing yang dapat diperoleh untuk menyerahkan dimasa depan dengan tingkat diskonto yang signifikan nenandakan berkurangnya kepercayaan terhadap mata uang tersebut.
7.      Kurs tidak resmi.
Peningkatan dalam selisih antara kurs resmi atau kurs pasar gelap menunjukan tekanan yang makin meningkat terhadap pemerintah untuk menyesuaikan kurs resminya denga kurs pasar yang lebih relistik.
8.      Perilaku mata uang yang terkait.
Mata uang suatu Negara umumnya bergerak dalam pola yang sama dengan mata uang negara-negara yang memiliki ikatan ekonomi yang erat.
9.      Perbedaan suku bunga.
Perbedaan suku bunga antara dua Negara menunjukan prediksi perubahan dalam kurs spot pada masa mendatang.
10.  Harga opsi ekuitas luar negeri. Karena arbitrasi mengaitkan suatu harga ekuitas luar negeri di Negara asal dengan nilai mata uang domestic menandakan perubahan dalam ekspektasi pasar terhadap kurs valuta asing di masa depan.

Manajeman Potensi Risko
            Menyusun struktur permasalahan perusahaan untuk meminimlkan pengaruh buruk kurs memerlukan informasi mengenai potensi terhadap risiko valas yang dihsdapi. Potensi terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah niali aktiva bersih, laba dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi risiko: translasi dan transaksi.
            Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domesyim atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan. Kelebihan antara aktiva terpapar risiko dengan kewajiabn terpapar (yitu poe-poe dalam mta uang asinf yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini) menyebabkan timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Posisi ini sering kali disebut potensi risiko positif. Devaluasi mata auang asing relative terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya perusahaan memiliki posiis kewajiaban terpapar bersih atau poytensi risiko negative apabila kewajiban melebihi aktiva terpapar.
            Potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan karugian nilai tukae valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang ber-denominasi dalam mata uang asing. Tidak seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas.


Strategi perlindungan
            Lindung nilai neraca. Lindung nilai neraca dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiaban perusahaan yang terpapar. Lindung nilai operasioanal. Bentuk perlindungan risiko ini berfokus pada variabel-variabel yang menpengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing. Melalui peningkatan harga jaul secara proporsioanal terhadap perkiraan depresiasi mata uang ini akan membantu perlindungan target margin kotor. Lindung nilai kontraktual. Berbagai instrument lindung nilai kontraktual telah dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola lindung nilai valuta asing yang dihadapi.
            Kebanyakan instrument keuangan ini adalah derivative, dan bukan merupakan instrument dasar. Instrument keuangan dasar, seperti perjanjian pembelian kembali, obligasi, dan modal saham, memenuhi definisi akuntansi konvensional untuk aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik.
Akuntansi untuk produk lindung nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrument keuangan yang penggunaan untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkan risiko pasar pada pundak pihak lain. Produk ini mencakup antara lain kontrak forwad, future, swap opsi, dan gabungan dari ketiganya. Tetapi tidak terbatas hanya pada keempat hal ini. Pengetehuan atas aturan pengukuran akuntansi untuk derivative merupakan sesuatu yang penting ketika merancang suatu strategi lindung nilai yang efektif bagi perusahaan.                                                     Sejumlah importir dan eksportir secara umum menggunakan forwad valuta asing apabila barang yang ditagih dalam mata uang asing itu dibeli atau dijual kepada pihak asing. Kontrak forwad mengimbangi risiko keuntungan atau kerugian transaksi karena kurs berfluktuasi di anatara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian.

Kontrak Forwad Valas
            Kontrak forwad valuta merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tertentu yang di pertukarkan dengan mata uang domestic, pada auatu tanggal di masa mendatang, berdasarkan kurs tetap yang disebut sebagai kurs forwad. Perbedaan antara kurs forwad dengan kurs spot berlaku pada tangga kontrak forwad menimbulkan adanya premium (apabila kurs forwad > kurs spot) atau diskon (kurs forwad < kurs spot).

Future Keuangan
            Future merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang sudah ditentukan. Atau dengan cara lain, future juga digunakan untuk menyelesaikan tunai selain penyerahan, dan dapat dibatalkan sebelum pengiriman dengan melakukan kontrak penyeimbang untuk instrument keuangan yang sama. Berkebalikan dari kontrak forwad, perjanjian future merupakan kontrak dalam bentuk standar, yang berisi provisi standar terkait dengan ukuran dan tanggal pengiriman, dan diperdagangkan pada sebuah bursa terorganisir, dinilai berdasarkan nilai pasar pada akhir tiap-tiap hari dan harus memenuhi ketentuan margin periodic keuangan atas kontrak future ini menimbulkan penambahan margin (margin call), sedangkan keuntungan menimbulkan pembayaran tunai.

Opsi mata uang
            Opsi mata uang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli (call) atau menjual (put) suatu mata uang dari pihak penjual (pembuat) berdasarkan harga (eksekusi) tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluawarsa (eksekusi) yang telah ditentukan. Opsi mata uang juga dapat digunakan untuk mengelola laba. Misalkan seorang pedagang opsi yakni bahwa euro akan mengalami kenaikan nilai dalam jangka pendek. Ia akan membeli suatu naked call. Seandainya nilai euro mengalami apresiasi pada tanggal eksekusi, pembelian tadi akan mengeksekusi opsi dan akan memperoleh selisih antara harga kini dan harga eksekusi dikurangi dengan premium call. Untuk membatasi risiko penurunan nilai, pembeli dapat memperoleh bull call spread.


Swap Mata Uang
            Swap mata uang mencakup pertukaran saat ini dan di masa depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelum tidak dapat diakses dengan biaya yang relative rendah. Swap ini juga memungkinkan perusahaan unutk melakukan lindung niali terhadap risiko kurs yang timbul dari kegiatan usaha internasional.


Perlakuan Akuntansi
            FASB menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang konfeherensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS No.39 yang baru saja direvisi, bersisi panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi derivatif keuangan. Meskipun kedua standar ini memiliki nada yang sama, terhadap perbedaan diantara keduanya dalam hal banyaknya detail tuntunan implementasi.
Lindung Nilai Investasi Bersih Dalam Operasi Luar Negeri
            sebuah perusahaan anak luar negeri yang memiliki posisi aktiva bersih terpapar hendak dikonosolidasikan dengan induk perusahaan, maka timbul kerugian transaksi jika nilai mata uang asing mengalami penurunan relative terhadap mata uang induk perusahaan. Kerugian translais juga terdiri jika anak perusahaan luar negeri memilki memiliki posisi kewajiban bersih terpapar dan nilai mata uang asing meningkat relative terhadap mata uang induk perusahaan. Salah satu cara untuk meminimalkan kerugian relative ini adalah dengan membeli kontrak forwad. Strategi ini berarti menggunakan keuntungan transaksi dari kontrak forwad untuk mengimbangi krugian translasi.

Pengungkapan
            Sebelum dikeluarkannya standar seperti FAS 133 dan IAS 39, pengungkapan keuangan perusahaan tidak memberi tahu kepada pembaca sejauhman manajemen telah menggunakan kontrak derivative terhadap kinerja yang dilaporakan dan terhadap karakteristik risiko suatu perusahaan merupakan hal yang sukar dilakukan. Pengungkapan yang di wajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah ini. Pengungkapan itu antara lain:
·         Tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan transaksi linfung nilai
·         Deskripsi pos-pos dilindung nilai
·         Identifikasi risiko pasar dan pos-pos yang dilindung nilai
·         Deskripsi mengenai instrument lindung nilai
·         Jumlah yang tidak dimasukan dalam penilaian efektivitas lindung nilai
·         Justifikasi awal (apriori) bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk meminimalkan risiko pasar
·         Penilaian berjalan mengenai efektifitas lindung nilai actual dari seluruh derivatif yang digunakan selama periode berjalan.