Tulisan 2
Ambisi dan obsesi setelah lulus dari Gunadarma :
1. Saya ingin menjadi seorang pegawai negeri sipil atau pegawai bank swasta.
2. Saya ingin menjadi wanita karir yang sukses diusia muda
3. Memiliki pendapat yang cukup untuk semua kebutuhan saya dan keluarga.
4. Bekerja keras, menabung untuk orang tua saya naik haji dan beli mobil.
5. beli rumah impian untuk orang tua saya.
6. Bisa keliling Indonesia sambil bekerja.
Langkah-Langkah setelah lulus :
1. Melamar ke perusahaan-perusahaan swasta yang bermutu tinggi dan ternama
2. Mendaftar CPNS
3. Melamar ke Bank swasta ternama di indonesia.
Rabu, 30 April 2014
Tugas 6 Akuntansi Internasional
Tugas Softskill 6
HARMONISASI
AKUNTANSI INTERNASIONAL
Harmonisasi merupakan
proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan
menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat
beragam. Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan
pengukuran dan pengungkapan)
2. Pengungkapan yang dibuat oleh
perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat berharga dan
pencatatan pada bursa efek
3. Standar audit Survei Harmonisasi
Internasional
Keuntungan Harmonisasi
Internasional :
1. Pasar modal menjadi global dan modal
investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan
keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia
akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2. Investor dapat membuat keputusan investasi
yang lebih baik; portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.
3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki
proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas
pembuatan standard pat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang
berkualitas tertinggi.
Kritik atas Standar
Internasional
Beberapa pihak mengatakan
bahwa penentuan standar akuntansi internasional merupakan solusi yang terlalu
sederhana atas masalah yang rumit. Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi
standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan
harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi
yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional
tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Rekonsiliasi dan
Pengakuan Bersama Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang mungkin
digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan
lintas batas :
1. Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi,
perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar
akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara
ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang
saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.
2. Pengakuan bersama
(yang juga disebut sebagai “imbal balik” / resiprositas)
Pengakuan bersama
terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan
perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.
Penerapan Standar
Internasional
Standar akuntansi
internasional digunakan sebagai hasil dari :
1. Perjanjian
internasional atau politis
2. Kepatuhan secara
sukarela (atau yang didorong secara professional)
3. Keputusan oleh badan
pembuat standar akuntansi internasional
Organisasi
Internasional Utama yang Mendorong Harmonisasi Akuntansi
Enam organisasi telah
menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam
mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
1. Badan Standar Akuntansi International
(IASB)
2. Komisi Uni Eropa (EU)
3. Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal
(IOSCO)
4. Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5. Kelompok Kerja Ahli
Antar pemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar Internasional
Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and Reporting –
ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan
Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development –UNCTAD)
6. Kelompok Kerja dalam
Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi _Kelompok Kerja
OEDC)
7. Badan Standar Akuntansi Internasional
Badan Standar Akuntansi
Internasional (IASB), dahulu AISC, didirikan tahun 1973 oleh organisasi
akuntansi professional di Sembilan negara.
Tujuan IASB adalah :
1. Untuk mengembangkan
dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang berkualitas
tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang mewajibkan informasi yang
berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan.
2. Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar
tersebut yang ketat untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan
Standar Akuntansi Internasional dan Pelaporan Keuangan Internasional kearah
solusi berkualitas tinggi.
Konvergensi IFRS
Dunia akuntansi saat
ini masih disibukkan dengan adanya standar akuntansi yang baru yaitu Standar
Akuntansi Keuangan Internasional IFRS.
Tentang tujuan
penerapan IFRS adalah memastikan bahwa penyusunan laporan keungan interim
perusahaan untuk periode-periode yang dimasukkan dalam laporan keuangan
tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang terdiri dari :
Ø Memastikan bahwa
laporan keuangan internal perusahaan mmengandung infomasi berkualitas tinggi
Ø Tranparansi bagi para pengguna dan dapat
dibandingkan sepanjang periode yang disajikan
Ø Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak
melebihi manfaat untuk para pengguna
Ø Meningkatkan investasi
Sedangkan manfaat yang
dapat diperoleh adanya suatu perubahan sistem IFRS sebagai standar global
yatitu :
Ø Pasar modal menjadi
global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan
berarti. Standard pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara
konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal
Ø Investor dapat membuat keputusan yang lebih
baik
Ø Perusahaan-perusahaan
dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi
Ø Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas
pembuatan standard dapat disebarkan dalam mengembangkan standard global yang
berkualitas tertinggi.
Demikian peran
regulator dalam mensosialisasikan betapa besar tujuan dan manfaat yang
diperoleh menuju ke IFRS . "Perusahaan juga akan menikmati biaya modal
yang lebih rendah, konsolidasi yang lebih mudah, dan sistem teknologi informasi
yang terpadu," kata Patrick Finnegan, anggota Dewan Standar Akuntansi
International (International Accounting Standards Board/IASB), dalam Seminar
Nasional IFRS di Jakarta.
Perlunya Harmonisasi
Standar Akuntansi Indonesia
Indonesia perlu
mengadopsi standar akuntansi international untuk memudahkan perusahaan asing
yang akan menjual saham dinegara ini atau sebaliknya. Namun demikian untuk mengadopsi
standar international itu bukan perkara mudah karena memerlukan pemahaman dan
biaya sosialisasi yang mahal. Indonesia sudah melakukannya namun sifatnya baru
harmonisasi dan selanjutnya akan dilakukan full adoption atas standar
internasional tersebut. Adopsi standar akuntansi international tersebut
terutama untuk perusahaan publik. Hal ini dikarenakan perusahaan publik
merupakan perusahaan yang melakukan transaksi bukan hanya nasional tetapi juga
secara internasional. Jika terjadi jual beli saham di Indonesia atau
sebaliknya, tidak akan lagi dipersoalkan perbedaan standar akuntansi yang
dipergunakan dalam penyusunan laporan. Ada beberapa pilihan untuk melakukan
adopsi, menggunakan IAS apa adanya, atau harmonisasi. Harmonisasi adalah kita
yang menentukan mana saja yang harus diadopsi , sesuai dengan kebutuhan.
Contohnya adalah PSAK no 24, itu mengadopsi sepenuhnya IAS nomor 19. Standar
berhubungan dengan imbalan kerja atau employee benefit. Bapepam telah
memberikan sinyal kepada semua perusahaan go public tentang kerugian apa yang
akan kita hadapi bila kita tidak melakukan harmonisasi, Dalam pernyataannya
Bapepam menjelaskan bahwa kerugian yang berkaitan dengan pasar modal yang masuk
ke Indonesia, maupun perusahaan Indonesia yang listing di bursa efek di Negara
lain. Perusahaan Asing akan kesulitan untuk menterjemahkan laporan keuangannya
dulu sesuai standar nasional kita sebaliknya perusahaan Indonesia yang listing
di Negara lain, juga cukup kesulitan untuk membadingkan laporan keuangan sesuai
standar di Negara tersebut. Hal ini akan menghambat perekonomian dunia, dan
aliran modal akan berkurang dan tidak mengglobal.
Tantangan dalam
konfergensi
Dalam rangka
menyongsong pemberlakuan Standar Akuntansi Keuangan yang sudah secara penuh
menggunakan standar akuntansi internasional (Konvergensi IFRS) pada awal tahun
2012, Bapepam maupun lembaga keuangan lainnya memandang perlu untuk mengambil
langkah-langkah sosialisasi dini kepada publik mengenai dampak konvergensi IFRS
terhadap laporan keuangan . Saat ini perusahaan Indonesia masih menerapkan
standar laporan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Menghadapi
pengalihan ke IFRS, terdapat beberapa tantangan mendasar yang perlu dicermati
peran regulator terhadap perusahaan – perusahaan di Indonesia diantaranya
perubahan peraturan, pengukuran nilai wajar, penetuan dampak yang akan terjadi.
Sistem IT , konversi data historis, dan ketersediaan professional. Perubahan
atas perlakuan transaksi akuntansi tentunya akan signifikan, sehingga akan
terdapat amandemen regulasi tentang standar akuntansi. Namun yang perlu
dicermati, amandemen sejatinya yang dikeluarkan oleh Bapepam, Bank Indonesia,
Direktorat jenderal pajak dan juga IAPI. Peran Ditjen Pajak di bidang
perpajakan mengalami perubahan standar akuntansi terkait dengan perhitungan
penghasilan kena pajak perlu diatur oleh peraturan pelaksana Konvergensi IFRS
akan mengakibatkan beberapa perubahan akuntansi dari Ditjen Pajak tentang
keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi dari instrument derivative akan
dinilai berdasarkan IFRS . Kerangka perpajakan yang berbeda memungkinkan
perlakuan yang berbeda pula. Hal yang paling utama akan berdampak pada
persediaan, manajemen aset, pajak tangguhan, pelaporan keuangan, pengakuan
pendapatan , pembelian dan lain-lain. Selain itu, konversi standar akuntansi
Indonesia terhadap IFRS akan berdampak juga pada beberapa praktek akuntansi
yang fundamental. Seperti konsep nilai wajar, pengungkapan keuangan aspek
penyajian kembali laporan keuangan, penentuan mata uang keuangan, dan lainnya
yang harus diketahui oleh semua organisasi maupun lembaga yang berperan dalam
proses adopsi IFRS. Sebagaian besar aspek bisnis dapat terpengaruh oleh adopsi
tersebut . Akibatnya, proses bisnis, sumber daya manusia, serta sistem operasi
akan terpengaruh atau berpotensi terkena dampaknya sejalan dengan adopsi IFRS.
Kesiapan Adopsi IFRS
Indonesia saat ini
belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan IFRS
melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal. Dewan Pengurus
Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK serta
peran regulator yang terkait sepakat akan menerapkan standar akuntansi yang
mendekati konvergensi penuh kepada IFRS pada tahun 2012. Dengan kesiapan adopsi
IFRS sebagai standar akuntansi global yang tunggal, perusahaan Indonesia akan
siap dan mampu untuk bertransaksi, termasuk merger dan akuisisi (M&A),
lintas negara. Tercatat sejumlah akuisisi lintas negara telah terjadi di
Indonesia, misalnya akuisisi Philip Morris terhadap Sampoerna (Mei 2005),
akuisisi Khazanah Bank terhadap Bank Lippo dan Bank Niaga (Agustus 2005),
ataupun UOB terhadap Buana (Juli 2005). Sebagaimana yang dikatakan Thomas
Friedman, “The World is Flat”, aktivitas M&A lintas negara bukanlah hal
yang tidak lazim. Karena IFRS dimaksudkan sebagai standar akuntansi tunggal
global, kesiapan industri akuntansi Indonesia untuk mengadopsi IFRS akan
menjadi daya saing di tingkat global. Inilah keuntungan dari mengadopsi IFRS.
Bagi pelaku bisnis pada
umumnya, pertanyaan dan tantangan tradisionalnya: apakah implementasi IFRS
membutuhkan biaya yang besar? Belum apa-apa, beberapa pihak sudah mengeluhkan
besarnya investasi di bidang sistem informasi dan teknologi informasi yang
harus dipikul perusahaan untuk mengikuti persyaratan yang diharuskan. Jawaban
untuk pertanyaan ini adalah jelas, adopsi IFRS membutuhkan biaya, energi dan
waktu yang tidak ringan, tetapi biaya untuk tidak mengadopsinya akan jauh lebih
signifikan. Komitmen manajemen perusahaan Indonesia untuk mengadopsi IFRS
merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan daya saing perusahaan Indonesia di
masa depan.
PERBEDAAN ANTARA
HARMONISASI DAN STANDARISASI
Harmonisasi
Ø Proses untuk
meningkatkan kompabilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan
batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam
Ø Tidak menggunakan pendekatan satu ukuran
untuk semua
Ø Tetapi mengakomodasi
beberapa perjanjian dan telah mengalami kemajuan yang besar secara
internasional dalam tahun-tahun terakhir
Ø Hamonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka
Standarisasi
Ø Penetapan sekelompok aturan yang kaku dan
sempit
Ø Penerapan satu standar atau aturan tunggal
dalam segala situasi
Ø Standarisasi tidak mengakomodasi
perbedaan-perbedaan antarnegara
Ø Lebih sukar untuk diimpelemntasikan secara
internasional
Harmonisasi akuntansi
mencakup harmonisasi :
1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan
pengukuran dan pengungkapannya)
2. Pengungkapan yang dibuat oleh
perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat berharga dan
pencatatan pada bursa efek.
3. Standar audit
Keuntungan harmonisasi
internasional
Ø Bahasa
Mereka yang menggunakan
bahasa Inggris sebagai bahasa Ibu mungkin merasa beruntung bahwa Inggris
menjadi bahasa kedua yang sangat banyak digunakan di seluruh dunia.
Ø Harmonisasi perpajakan dan sistem jaminan
sosial
Keuntungan : Kalangan
usaha akan mengalami manfaat yang cukup besar dalam perencanaan, biaya sistem
dan pelatihan, dan sebagainya dari harmonisasi.
Kerugian : Perpajakan
dan sistem jaminan sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap efisiensi
ekonomi. Sistem yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda. Kemampuan untuk
membandingkan cara kerja pendekatan yang berbeda di negara yang berbeda
menyebabkan negara-negara mampu melakukan peningkatan sistem mereka
masing-masing. Negara-negara saling berkompetisi dan kompetisi memaksa mereka
untuk mengadopsi sistem yang efisien melalui beroperasinya semacam kekuatan
pasar. Persetujuan atas sistem perpajakan yang satu akan menjadi seperti
pendirian kartel dan akan menghilangkan manfaat yang akan diperoleh dari
kompetisi antar negera.
Sebuah tulisan yang
terbaru juga mendukung adanya GAAP global yang terharmonisasi. Manfaatnya:
1. Pasar modal menjadi
global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambaran
berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara
konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2. Investor dapat
membuat keputusan investasi yang lebih baik, portofolio akan lebih beragam dan
risiko keuangan berkurang
3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki
proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi
4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas
pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang
berkualitas tinggi.
Kritik atas saran
Internasional
Ø Penentuan standar internasional merupakan
solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit.
Ø Beberapa pengamat berpendapat bahwa penetapan
standar akuntansi internasional pada dasarnya merupakan sebuah taktik
kantor-kantor akuntan besar yang menyediakan jasa akuntnasi internasional untuk
memperluas pasarnya.
Ø Adopsi standar internasional akan menimbulkan
standar yang berlebihan.
Rekonsiliasi atas
pengakuan bersama
Dua pendekatan yang
diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan
yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas:
1. Rekonsiliasi
2. Pengakuan bersama
(imbal balik/resiprositas)
Melalui rekonsiliasi,
perusahaan asing dapat menyusun LK dengan menggunakan standar akuntansi negara
asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang
penting di negara asal dan di negara di mana laporan keuangan di laporkan.
Rekonsiliasi berbiaya
lebih rendah bila dibandingkan dengan penyusunan laporan keuangan lengkap
berdasarkan prinsip akuntansi yang berbeda. Namun demikian rekonsiliasi hanya
menyajikan ringkasan, dan bukan gambaran perusahaan yang utuh.
HARMONISASI AKUNTANSI
MEKSIKO
Meksiko merupakan
Negara berbahasa Spanyol dengan penduduk terbanyak di dunia. Meksiko memiliki
secara umum perekonomian pasar bebas. Perusahaan yang dimiliki atau
dikendalikan pemerintah mendominasi perminyakan dan sarana umum, sedangkan perusahaan
swasta mendominasi industri manufaktur, konstruksi, pertambangan, hiburan dan
jasa. Pemerintah juga melakukan privatisasi kepemilikannya dalam
industri-industri yang tidak strategis. Reformasi ekonomi pasar bebas selama
tahun 1990-an membantu mengurangi inflasi, meningkatkan tingkat pertumbuhan
ekonomi, dan memberikan fundamental ekonomi yang lebih sehat. Perjanjian yang
paling penting untuk Meksiko adalah Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara
( North American Free Trade Agreement – NAFTA ) yang ditandatangani dengan
Kanada dan Amerika Serikat tahun 1994.
Meksiko merupakan
perekonomian ke-9 terbesar di dunia (dalam hal PDB). Berdasarkan standar
internasional masih relatif kecil, karena perusahaan lebih menyukai untuk
memperoleh modal melalui utang dibanding dengan ekuitas. Mengingat dominasi
perusahaan yang dikontrol keluarga, perusahaan-perusahaan meksiko tradisional
menjaga informasinya dan merahasiakan pelaporan keuangan. Ciri penting lain
akuntansi meksiko adalah penggunaan akuntansi tingkat harga umum yang
komprehensif sebagai dasar pengukuran. Meksiko juga berkomitmen terhadap
harmonisasi dengan IAS/IFRS. Meksiko semakin melihat tuntutan IASB atas
sejumlah masalah akuntansi, khususnya apabila tidak terdapat standar Meksiko
yang membahasnya.
Standar akuntansi di
Meksiko memperbolehkan perusahaan untuk menyesuaikan nilai persediaannya
terhadap laju inflasi, dan kebanyakan negara lain melarang hal tersebut.
Untuk mencegah
munculnya permasalahan-permasalahan yang diakibatkan adanya perbedaan dalam
standar akuntansi yang digunakan oleh berbagai negara, Dewan Komite Standar
Akuntansi Internasional (Board of IASC) yang didirikan pada tahun 1973
mengeluarkan standar akuntansi internasional (IAS). Keluarnya IAS tersebut
diikuti dengan beberapa intepretasi tentang IAS dalam bentuk SIC (Standing
Intepretation Committee).
Perkembangan
selanjutnya adalah IASC membentuk IASC Foundation. Melalui IASC Foundation
tersebut pengembangan standar akuntansi dan standar pelaporan memasuki tahap
baru. Tahapan baru dalam pengembangan standar akuntansi dan pelaporan tersebut
adalah dengan dibentuknya beberapa badan yang ada di bawah IASC Foundation.
Beberapa badan bentukan IASC Foundation adalah
(a) IASB (International Accounting Standard
Board)
(b) IFRIC (International Financial Reporting
Committee)
(c) SAC (Standard Advissory Committee).
IASB berperan dalam
menerbitkan standar akuntansi yang baru dengan meperhatikan masukan dari SAC.
IFRIC berperan memberikan inteprestasi atas standar yang dikeluarkan oleh IASB.
Langkah IASB selain menerbitkan standar baru adalah merevisi dan mengganti
standar-standar lama yang telah ada sebelumnya. Standar-standar yang
dikeluarkan oleh IASB tersebut kemudian diberi nama IFRS (Internastional
Financial Reporting Standard). IFRS dapat berisi standar yang menggantikan
standar yang sebelumnya atau standar yang memang benar-benar baru.
Standar tersebut, IFRS
dan IAS, menjadi acuan atau diadopsi langsung oleh para penyusun standar di
tiap-tiap negara yang ingin merevisi standar mereka agar sesuai dengan standar
yang berlaku secara internasional. Standar yang telah dibuat oleh penyusun
standar tersebut, yang mungkin telah mengacu pada IFRS dan IAS, kemudian
dijadikan sebagai pedoman dalam pencatatan akuntansi bagi perusahaan-perusahaan
yang berada dalam wilayah berlakunya standar tersebut.
Dalam kaitannya dengan
standar internasional, terdapat beberapa macam langkah yang dilakukan oleh
banyak negara sehubungan dengan perbedaan dengan standar yang mereka buat
sebelumnya. Secara garis besar langkah-langkah yang dapat diambil tersebut
dapat dibagi menjadi harmonisasi dan konvergensi.
Harmonisasi merupakan
proses untuk meningkatkan komparabilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan
menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat
beragam. Secara sederhana pengertian harmonisasi standar akuntansi dapat
diartikan bahwa suatu negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku
secara internasional. Negara tersebut hanya membuat agar standar akuntansi yang
mereka miliki tidak bertentangan dengan standar akuntansi internasional.
Harmonisasi fleksibel
dan terbuka sehingga sangat mungkin ada perbedaan antara standar yang dianut
oleh negara tersebut dengan standar internasional. Hanya saja diupayakan
perbedaan dalam standar tersebut bukan perbedaan yang bersifat bertentangan.
Selama perbedaan tersebut tidak berlawanan standar tersebut tetap dipakai oleh
negara yang bersangkutan.
Konvergensi dalam
standar akuntansi dan dalam konteks standar internasional berarti nantinya
ditujukan hanya akan ada satu standar. Satu standar itulah yang kemudian
berlaku menggantikan standar yang tadinya dibuat dan dipakai oleh negara itu
sendiri. Sebelum ada konvergensi standar biasanya terdapat perbedaan antara
standar yang dibuat dan dipakai di negara tersebut dengan standar
internasional.
Konvergensi standar
akan menghapus perbedaan tersebut perlahan-lahan dan bertahap sehingga nantinya
tidak akan ada lagi perbedaan antara standar negara tersebut dengan standar
yang berlaku secara internasional
a. Regulasi dan
Penegakan Aturan Akuntansi
Hukum komersial meksiko
dan hukum pajak penghasilan berisi ketentuan-ketentuan mengenai pembuatan
ringkasan catatan akuntansi tertentu dan penyusunan laporan keuangan, namun
pengaruh keduanya terhadap pelaporan keuangan secara umum terbilang minimal.
Institut Akuntan Publik Meksiko menerbitkan standar akuntansi dan auditing di
Meksiko. Standar akuntansi dikembangkan oleh Komisi Prinsip akuntansi yang
berada dibawah institut tersebut, sedangkan standar auditing merupakan tanggung
jawab Komisi Prosedur dan Standar Auditing. Profesi akuntansi di Meksiko cukup
dewasa, terorganisasi dengan baik, dan sangat dihargai oleh masyarakat bisnis.
Meskipun sistem
hukumnya didasarkan pada hukum sipil, penetapan standar akuntansi di Meksiko
menggunakan pendekatan Inggris- Amerika, atau Anglo-Saxon dan bukan pendekatan
Eropa Kontinental. Standar akuntansi diakui memiliki kewenangan oleh pemerintah
secara khusus oleh Komisi Pasar Modal dan Perbankan Nasional, yang mengatur
Bursa Efek Meksiko. Prinsip akuntansi Meksiko tidak membedakan antara
perusahaan besar dan kecil dan diterapkan untuk seluruh bentuk badan usaha.
Komisi Pasar Modal dan Perbankan Nasional mengeluarkan aturan untuk perusahaan
yang sahamnya tercatat, yang umumnya membatasi pilihan-pilihan tertentu dalam
prinsip akuntansi yang diterima secara umum.
Seluruh perusahaan yang
didirikan menurut hukum Meksiko (sociedades anonimas) harus menunjuk setidaknya
seorang auditor wajib untuk menyusun laporan keuangan tahunan kepada pemegang
saham. Perusahaan atau kelompok usaha konsolidasi yang memenuhi kriteria ukuran
tertentu harus menyampaikan laporan audit kepatuhan pajak setiap tahunnya
kepada Departemen Audit Pajak Federal Kementrian Keuangan. Laporan tersebut
terdiri dari Laporan Keuangan yang diaudit, skedul tambahan dan pernyataan
auditor bahwa tidak ada kesalahan yang terlihat
b. Pelaporan Keuangan.
Tahun fiskal perusahaan
Meksiko harus bersamaan dengan tahun kalender. Laporan keuangan konsolidasi
komparatif harus disusun, terdiri dari :
Ø Neraca
Ø Laporan Laba Rugi
Laporan keuangan harus
disesuaikan terhadap inflasi. Pengaruh penyesuaian tersebut disajikan dalam
laporan perubahan ekuitas pemegang saham. Format laporan perubahan posisi
keuangan mirip dengan laporan arus kas dan dibagi menjadi aktivitas operasi,
investasi dan pembiayaan. Namun demikian, karena disajikan dalam Peso harga
konstan,” arus kas “ yang dihasilkan tidak mencerminkan arus kas sebagaimana
yang dipahami berdasarkan akuntansi biaya historis.
Ø Laporan perubahan Equitas Pemegang Saham
Ø Laporan perubahan posisi keuangan\
Ø Catatan
Catatan merupakan
bagian integral laporan keuangan (yang dibahas oleh laporan auditor) dan
mencakup berikut ini :
· Kebijakan akuntansi perusahaan.
· Kontinjensi dalam jumlah material.
· Komitmen pembelian aktiva dalam jumlah
besar atau berdasarkan kontrak sewa guna usaha.
· Detail utang jangka panjang dan
kewajiban dalam mata uang asing.
· Pembatasan terhadap deviden.
· Jaminan.
· Program pensiun karyawan.
· Transaksi dengan pihak berhubungan
istimewa.
· Pajak Penghasilan.
Pengukuran Akuntansi
Ada beberapa metode
yang digunakan dalam pengukuran akuntansi antara lain:
Metode ekuitas
digunakan untuk apabila terdapat pengaruh, tetapi bukan kendali yang umumnya
berarti besarnya kepemilikan berkisar antara 10 hingga 50 %.
Usaha patungan dapat
dikonsolidasikan secara proporsional atau dicatat dengan menggunakan metode
ekuitas.
Meksiko telah
mengadopsi Standar Akuntansi Internasional no. 2 mengenai transaksi mata uang
asing.
Metode akuntansi
pembelian dan penyatuan kepemilikan untuk penggabungan usaha dapat digunakan,
tergantung pada keadaannya.Jika mayoritas pemegang saham perusahaan yang
diakuisisi tidak terus mempertahankan kepemilikan dalam usaha tersebut maka
metode pembelian yang digunakan, jika ya, metode penyatuan kepemilikan yang
digunakan.
Goodwill merupakan
kelebihan harga pembelian dari nilai kini aktiva bersih yang diperoleh..
Goodwill tersebut diamortisasi terhadap laba selama periode ekspektasi manfaat
yang dibatasi selama 20 tahun.
Akuntansi tingkat harga
umum digunakan di meksiko.
Biaya historis aktiva
non-moneter disajikan ulang dalam peso berdasarkan daya beli terkini dengan
menerapkan faktor yang diambil dari Indeks Harga Konsumen Nasional (NCIP).
Komponen ekuitas
pemegang saham juga dinyatakan ulang dengan menggunakan NCIP.
Keuntungan dan kerugian
yang berasal dari kepemilikan aktiva dan kewajiban moneter dimasukkan dalam
laba periode kini, tetapi pengaruh penyajian ulang dimasukkan ke dalam ekuitas
pemegang saham.
Harga penjualan dan
beban depresiasi dinyatakan dalam peso harga konstan dalam laporan laba rugi,
yang konsisten dengan perlakuan persediaan dalam aktiva tetap.
Sebuah aktiva tetap
berwujud didepresiasikan selama masa manfaatnya.
Sebuah aktiva tidak
berwujud diamortisasi selama masa manfaatnya kecuali jika masa manfaatnya tidak
terbatas, dan dilakukan uji penurunan nilai tiap tahunnya.
Biaya penelitian
dibebankan pada saat terjadinya. Sedangkan biaya pengembangan dikapitalisasikan
dan diamortisasikan apabila kelayakan teknologi telah dipastikan.
Sewa guna usaha
diklasifikasikan sebagai pembiayaan atau operasi biasa, sedangkan pembayaran
sewa dari sewa guna usaha biasa
dibebankan dalam laporan laba rugi.
Kerugian kontinjensi
diakru apabila mungkin terjadi dalam besarnya dapat diukur.
Cadangan kontinjensi
umum tidak dapat diperkenankan dalam GAAP Meksiko.
Pajak tangguhan
dibentuk secara penuh, dengan metode kewajiban.
Biaya pensiun karyawan,
premi senioritas dan pembayaran pemberhentian karyawan diakru pada saat
berjalan jika jumlahnya dapat diestimasikan secara memadai berdasarkan
perhitungan aktuarial.
Cadangan wajib ( hukum
) dibuat dengan mengalokasikan 5% dari laba tiap tahunnya hingga cadangan
besarnya mencapai 20% dari nilai modal saham yang beredar.
Tugas 5 Akuntansi Internasional
Tugas Softskil
PELAPORAN KEUANGAN DAN
PERUBAHAN HARGA
1. Memahami mengapa
laporan keuangan memiliki potensi untuk menyesatkan selama periode perubahan
harga.
Definisi Perubahan
Harga
Untuk memahami makna
istilah perubahan harga (changing prices), harus dibedakan antara pergerakan
harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk dalam istilah
perubahan harga itu.
a. Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga
umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu
perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau
mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi
(inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
b. Perubahan harga spesifik
Perubahan harga
spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang
disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.
Dari sudut pandang
manajemen, ketidakakuratan pengukuran ini mendistrosi
- Proyeksi keuangan yang didasarkan pada
data seri waktu histories
- Anggaran yang menjadi dasar pengukuran
kinerja
- Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi
pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan
Laba yang dinilai lebih
pada gilirannya akan menyebabkan :
- Kenaikan dalam proporsi pajak
- Permintaan dividen lebih banyak dari
pemgang saham
- Permintaan gaji dan upah yang lebih
tinggi dari para pekerja
- Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak
keuntungan yang sangat besar)
Oleh karena itu,
mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguna dilakukan karena
beberapa alasan :
- Pengaruh perubahan harga sebagian
bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi sutu perusahaan
- Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh
perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut
- Laporan dari para manager mengenai
permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila
kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah
tersebut.
Meskipun inflasi
melambat, akutansi perubahan harga tetap berguna karena efek kumulatif inflasi
yang rendah dalam beberapa waktu dapat menjadi signifikan
2. Mengetahui istilah-istilah akuntansi
inflasi dan memahami pengaruh penyesuaian harga terhadap laporan keuangan.
Daftar istilah Akutansi
Inflasi
- Atribut. Karakteristik kuantitatif
suatu pos
Contoh: biaya histories
atau biaya penggantian merupaka atribut suatu aktiva yang diukur untuk
keperluan akutansi.
- Penyesuaian biaya kini. Nilai
penyesuaian aktiva untuk perubahan tertentu dalam harga
- Kekayaan yang dapat dihapuskan.
Jumlah aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar
awalnya aktiva bersih
- Mekanisme Penyesuaian. Manfaat berupa
keuntungan daya beli pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang dan
pertanda bahwa perusahaan tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti atas
aktiva operasi sehubungan dengan aktiva tersebut didanai melalui utang
- Ekuivalen Daya Beli Umum. Jumlah mata
uang yang telah disesuaikan terhadap perubahan dalam tingkat harga umum
- Keuntungan kepemilikan suatu
investasi. Kenaikan nilai biaya kini nonmoneter suatu aktiva
- Hiperinflasi. Laju inflasi yang
sangat besar terjadi pada saat tingkat harga umum dalam suatu perekonomian
meningkat sebesar lebih dari 25% pertahun
- Inflasi. Kenaikan dalam tingkat harga
umum seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian
- Aktiva moneter. Klaim terhadap jumlah
mata uang yang tetap dimasa depan seperti kas atau piutang usaha
- Keuntungan Moneter. Kenaikan dalam daya beli
secara umum yang terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter selama periode
inflasi
- Kewajiban moneter. Suatu kewajiban
untuk membayar jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti utang usaha atau
uang dengan suku bunga yang tetap
- Kerugian Moneter. Penurunan dalam
daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kativa moneter selama
periode inflasi
- Penyesuian Modal Kerja Moneter.
Pengaruh perubahan harga khusus seluruh jumlah modal kerja yang digunakan oleh
sutu usaha dalam menjalankan operasinya
- Jumlah nominal. Jumlah harga mata
uang yang belum disesuaikan dengan perubahan harga
- Aktiva Nonmoneter. Aktiva yang tidak
menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas seperti persediaan, aktiva tetap,
dan peralatan
- Kewajiban Nonmoneter. Suatu utang
yang tidak mengharuskan pembayaran jumlah kas yang tetap dimasa depan, seperti
uang muka pelanggan
- Penyesuian Paritas. Suatu penyesuian
yang mencerminkan perbedaan antara inflasi di Negara induk perusahaan dan
Negara tuan rumah
- Aktiva permanent. Istilah di Brasil
untuk aktiva tetap, gedung, investsai, beban tangguhan, dan depresiasi terkait
serta jumlah deplesi atau amortisasi
- Indeks Harga. Suatu rasio biaya
dimana pembilang/numeratornya adalah biaya dari suatu keranjang barang dan jasa
yang representatif dalam tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah biaya
dari keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar
- Daya Beli. Kemampuan umum dari suatu
unit moneter untuk memeperoleh barang dan jasa
- Laba Riil. Laba bersih yang telah
disesuaikan untuk perubahan harga
- Biaya penggantian. Biaya kini untuk
mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam keadaan normal usaha
- Mata uang pelaporan. Mata uang yang
digunakan suatu perusahaan dalam menyusun laporan keuangan
- Metode nyatakan kembali-translasikan.
Digunakan pada saat suatu induk perusahaan mengkonsolidasikan akun-akun anak
perusahaan luar negeri yang berlokasi disebuah lingkungan berinflasi
- Perubahan Harga Khusus. Perubahan
dalam harga untuk komoditas khusus seperti persediaan atau peralatan
- Metode translasikan-nyatakan kembali.
Suatu metode konsolidasi pertama-tama dengan mentranlasikan akun-akun laporan
keuangan anak perusahaan luar negeri ke dalam mata uang induk perusahaan dan
kemudian dinyatakan kembali jumlah yang ditanslasikan terhadap inflasi induk
perusahaan
Jenis Penyesuaian
Inflasi
Akutansi untuk pengaruh
laporan keuangan atas perubahntingkat harga umum disebut sebgai model daya beli
konstan biaya histories. Akutansi untuk perubahan harga khususdisebut sebagai
model biaya kini
Penyesuaian Tingkat
Harga Umum
Jumlah mata uang yang
disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut sebagai
mata uang konstan biaya histories atau ekuivalen daya beli umum.
Obyek Penyesuaian
Tingkat Harga Umum
Darimana datangnya
kerugian moneter?
Selama inflasi,
perusahaan akan mengalami perubahan kekayaan yang tidak berkaitan dengan
kegiatan operasionalnya. Perubahan ini muncul dari aktiva atau kewajiban
moneter, klain terhadap atau kewajiban untuk m embayarkanmata uang dengan
jumlah yang tetap dimasa depan. Aktiva moneter mencakup kas dan piutang usaha,
yang umumnya akan kehilangna daya beli selama periode inflasi. Kewajiban
moneter mencakup kebanyakan utang, yang umumnya akan menimbulkan keuntungandaya
beli selama inflasi
Penyesuaian Biaya Kini.
Model biaya kini
berbeda dengan akutansi utama. Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya
kini dan bukan biaya histories. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang
dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa
memperhitungkan komponen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas
produktif atau modal fisik perusahaan.
3. Menentukan perbedaan model akuntansi
biaya terkini dan konvensional.
Secara umum, dalam
akuntansi konvensional, laporan keuangan disajikan berdasarkan nilai historis
yang mengasumsikan bahwa hargaharga (unit moneter) adalah stabil. Akuntansi
konvensional tidak mengakui adanya perubahan tingkat harga umum maupun
perubahan tingkat harga khusus. Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan
daya beli seperti pada periode inflasi, maka laporan keuangan historis secara
ekonomis tidaklah relevan. Pada periode ini pendapatan umumnya dinilai lebih
tinggi sedangkan aktiva tetap dinilai lebih rendah. Sebenarnya, terdapat
beberapa metode akuntansi mengenai pengaruh perubahan harga, antara lain
akuntansi harga tetap, akuntansi nilai sekarang, dan akuntansi tingkat harga
umum. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan restatement
komponen-komponen laporan keuangan ke dalam rupiah pada tingkat daya beli yang
sama, namun sama sekali tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan
dalam akuntansi berdasarkan nilai historis.Pada prakteknya, kontroversi yang
menyangkut relevansi penggunaan akuntansi tingkat harga umum masih berlanjut
hingga saat ini. Beberapa argumentasi yang mendukung maupun menolak penerapan
akuntansi tingkat harga umum akan disajikan dalam artikel ini. Demikian juga
hasil dari dua penelitian mengenai pengaruh penerapan akuntansi tingkat harga
umum terhadap laporan keuangan akan diperbandingkan guna melihat apakah
penyesuaian berdasarkan akuntansi tingkat harga umum memang diperlukan.
4. Menjelaskan perbedaan akuntansi inflasi
di AS, Inggris, dan Brasil.
AMERIKA SERIKAT
Pada tahun 1979, FASB
mengeluarkan Pernyataan Standar Akutansi Keuangan No 33 berjudul Pelaporan
Keuangan dan Perubahan harga, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan
AS mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya histories dan daya
beli konstan kini. Perusahan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi
berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terakhir :
~ Penjualan bersih dan
pendapatan opersai lainnya
~ Laba dari operasi
yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini
~ Keuntungan atau
kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih
~ Kenaikan atau
penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan (yaitu jumlah kas
bersih yang diperkirakan akan dapat dipulihkan melalui penggunaan atau
penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari
inflasi (perubahan tingkat harga umum)
~ Setiap agregat penyesuaian translasi mata
uang aing, berdasrkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi
~ Aktiva bersih pada
akhir tahun menurut dasar biaya kini
~ Laba persaham (dari
opersai berjalan) menurut dasar biaya kini
~ Deviden persaham
biasa
~ Harga pasar akhir
tahun perlembar saham biasa
~ Tingkat Indeks Harga Konsumen yang digunakan
untuk mengukur laba dari operasi berjalan
INGGRIS
Laporan biaya kini di
Inggris mewajibkanbaik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan
penjelasan. Standar di Inggris memeperbolehkan 3 pilihan pelaporan :
~ Menyajikan akun akun
biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya
historis
~ Menyajikan akun-akun
biaya histories sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya
kini
~ Menyajikan akun-akun
biaya kini sebagai sati-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya
historis yang memadai
BRASIL
Akuntansi inflasi yang
direkomen dasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan,
hokum perusahan Brasil dan Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil. Penyesuaian
inflasi yang sesuai dengan hokum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva
permanent dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui
oleh Pemerintah Federal untuk mengukur devaluasi mata uang
local. Aktiva permanent
meliputi aktiva tetap, gedung, investsai, beban tangguhan
dan depresiasi terkait,
serta kaun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang
terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan
pendapatan, cadangan revaluasi, laba ditahan, dan akun cadangan modal yang
digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.
5. Memahami pelaporan keuangan dalam perekonomian
hiperinflasi.
Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi terdiri
dari paragraf 1 – 40. Seluruh paragraf tersebut memiliki kekuatan mengatur yang
sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring mengatur
prinsip-prinsip utama.
PSAK 63 harus dibaca
dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan memberikan dasar memilih dan menerapkan
kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan yang eksplisit. Pernyataan ini
tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.
6. Mengetahui apakah dolar konstan atau biaya
kini lebih baik untuk mengukur pengaruh inflasi.
Isu-Isu Mengenai
Inflasi
Terdapat 4 isu
akuntansi inflasi diantaranya adalah
1.Apakah dolar konstan
atau biaya kini yang lebih baik mengukur pengaruh inflasi.
2.Perlakuan akuntansi
terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.
3.Akuntansi inflasi
luar negeri.
4.Menghindari fenomena
kejatuhan ganda
7. Definisi penurunan ganda (double dip) dan
menjelaskan cara penangannya.
Pencegahan terjadinya
double-dip
Pada saat me-restate
perkiraan-perkiraan luar ngeri untuk memperhitungkan inflasi luar negeri,
kehati-hatian harus dijaga untuk mencegah fenomena “double-dip”. Masalah ini
timbul dari fakta bahwa
inflasi lokal memberi dampak langsung pada kurs yang digunakan dalam proses
translasi. Walaupun ahli ekonomi umumnya mengasumsikan suatu hubungan terbalik
antar laju inflasi internal suatu negara dengan nilai eksternal valutanya,
bukti-bukti memperlihatkan bahwa hubungan seperti ini jarang terjadi, paling
tidak dalam jangka pendek. Oleh karenanya besarnya penyesuaian yang dilakukan
untuk menghilangkan fenomena antara kurs dengan perbedaan inflasi.
Penyesuaian inflasi
terhadap harga pokok penjualan dan beban depresiasi dirancang untuk menekan
laba “seperti yang dilaporkan” agar tidak terjadi overstatement laba.meskipun
begitu, akibat hubungan negatif antara inflasi lokal dan nilai valuta,
perubahan kurs antara laporan keuangan yang lain yang berurutan, yang pada
umumnya diakibatkan oleh inflasi (paling tidak selama satu periode tertentu),
akan menyebabkan perusahaan merefleksikan paling tidak sebagian dampak inflasi (yaitu
penyesuaian translasi valuta), dalam laba “seperti dilaporkanya”. Jadi untuk
mencegah penghitungan inflasi ganda, kerugian translasi yang telah tercermin
dalam laba “seperti yang telah dilaporkan” sebuah perusahaan harus
diperhitungkan sebagai bagian dari penyesuaian inflasi.
Penyesuaian di atas
relevan untuk perusahaan multinasional yang berbasis di AS karena telah
mengadopsikan dolar sebagai valuta fungsional operasi luar negeri berdasarkan
FASB No.52 dan yang mentranslasikan persediaan dengan menggunakan kurs
berjalan. Sedangkan bagi perusahaan yang berbasis di Eropa kecendrungannya ke
arah penggunaan metode translasi kurs berjalan. Sehingga tanpa adanya
penyesuaian maka bisa berakibat laba yang terlalu rendah atau laba terlalu
tinggi karena inflasi luar negeri dihitung dua kali.
Tugas 4 Akuntansi Internasional
Tugas Softskill 4
TRANSLASI MATA UANG
ASING
A) Pengertian Translasi
Mata Uang Asing
Translasi mata uang
asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata
uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan
keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional
perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang
asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Tiga alasan tambahan
dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:
1. mencatat
transaksi mata uang asing;
2. memperhitungkan
efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
3. berkomunikasi
dengan peminat saham asing.
B) Istilah dalam
translasi mata uang asing.
Translasi adalah
penjabaran mata uang asing. Translasi merupakan pertukaran mata uang asing
(diatur oleh IAD no.21)
1. Translasi terjadi
apabila perusahaan anak cabang telah signifikan, dan
ada MNC (Multy National
Corporete)
2. Translasi merubah
satuan yang berbeda-beda menjadi satuan uang.
3. translasi yang
bermaun krus
Translasi merupakan
proses penerjemahan bahasa pemograman ( source code) menjadikan sebuah file
atau berupa tampilan lain. Proses Transalai meliputi istilah: Compile,
Interpret, dan Link. Program aplikasi computer (perangkat lunak) yang biasa
dikembangkan dapat berada dalam tiga bentuk:
1. Source-code
2. Intermediate-code
3. Executable-code
Ada Dua Proses Tahap
Translasi :
1. Translasi dari
source-code ke intermediate-code
2. Translasi dari
intermediate-code ke executable-code
Variasi Pendekatan
Translasi
Pendekatan translasi
program komputer dalam bentuk source-code ke executable-code :
1. Full-interpretation.
Translasi dari source-code langsung ke
executable-code dengan
menggunakan sat tahap saja.
2. Mixed. Translasi
dari source-code ke intermediate-code bersifat
compile (dihasilkan
output file). Translasi dari intermediate-code ke
executable-code
bersifat interpret (tidak dihasilkan output file).
3. Full-compilation.
Translasi dari source-code ke intermediate-code bersifat compile (output file
ada). Translasi dari intermediate-code ke executable-code bersifat compile juga
(output file ada).Kata ‘compile’ dipakai sebagai istilah translasi yang
menghasilkan output file . Untuk selanjutnya, kata compile bermakna ‘translasi
dari source-code ke intermediate-code (yang menghasilkan output file)’.Dalam
praktek, pemakaian kata ini sangat sembarangan, bisa berarti apa.
C) Keuntungan dan
kerugian translasi mata uang asing.
Perlakuan-perlakuan
akuntansi menyebabkan penyesuaian-penyesuaian intemasional ini sama beragamnya
dengan prosedur-prosedur translasi yang melatarbelakanginya. Karenanya,
solusi-solusi yang masuk akal atas masalah bagaimana memperlakukan “keuntungan
atau kerugian” translasi ini sangat dibutuhkan.
Pendekatan-pendekatan
atas akuntansi bagi penyesuaian translasi dimulai dari pendekatan deferral
(penundaan) hingga pendekatan yang tidak mengharuskan penundaan sama sekali,
dengan perlakuan-perlakuan hibrida diantara keduanya.
Mayor
deferal.Memasukkan penyesuaian-penyesuaian translasi dalam laba berjalan secara
umum umum ditentang dengan alasan bahwa penyesuaian-penyesuaian tersebut
hanyalah produk dari proses penyajian ulang. Yaitu, perubahan-perubahan dalam
valuta domestik ekivalen dari aktiva bersih perusahaan anak di luar negeri
“belum terealisasi”, tidak memiliki efek atas arus kas valuta lokal yang ditimbulkan
oleh entitas di luar negeri yang mungkin sedang melakukan investasi ulang atau
membayar kembali kepada perusahaan induk. Memasukkan penyesuaian-penyesuaian
semacam itu dalam laba berjalan, dengan demikian, akan menyesatkan. Dalam
situasi-situasi ini, penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah
sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
Meskipun begitu,
pendekatan deferral, mungkin ditentang dengan alasan bahwa nilai tukar tidak
kembali ke keadaan semula dengan sendirinya. Bahkan jika hal itu terjadi,
penyesuaian-penyesuaiati deferral atau transaksi akan didasari pada prediksi
nilai tukar, upaya yang paling susah dalam praktik. Situasi-situasi bisa timbul
dimana hasil-hasil operasi mengalami salah saji hanya karena kesalahan peramalan.
Bagi beberapa pihak, penundaan kerugian atau keuntungan translasi menutupi
perilaku perubahan nilai tukar; yaitu, perubahan-perubahan kurs merupakan fakta
historis dan pemakai-pemalcai laporan keuanganakan terlayani dengan baik jika
dampak-dampak fluktuasi nilai tukar dicatat ketika dampak-dampak ini muncul.
Menurut FAS No. 8(paragraf 199), “Kurs selalu berfluktuasi; akuntansi
seharusnya tidak memberi kesan bahwa kurs tersebut stabil”.
Deferral dan
Amortisasi. Beberapa pengamat menyukai penundaan keuntungan dan kerugian
translasi dan mengamortisasikan penyesuaian-penyesuaian ini selama usia
item-item neraca yang bersangkutan. Apresiasi marka terhadap dolar antar
tanggal konsolidasi menghasilkan kerugian translasi. Berdasarkan asumsi bahwa
biaya dari aset termasuk pengorbanan yang diperlukan untuk mengurangi dan
menghapus kewajiban yang terkait, kerugian translasi akan diperlakukan sebagai
bagian dari biaya aset yang bersangkutan dan diamortisasikan menjadi beban
selama usia produktif aset Tersebut.
No deferral. Pilihan
ketiga dalam akuntansi bagi keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan
mengakui kerugian atau keuntungan tersebut dalam laporan laba-rugi secepatnya.
Penundaaan macam apapun dianggap semu dan menyesatkan. Selain itu,
kriteria-kriteria penundaan dianggap tidak mungkin diimplementasikan dan secara
internal tidak konsisten. Jadi, pendekatan tradisionalnya adalah mengakui
kerugian dengan segera tetapi hanya mengakui keuntungan sejauh keuntungan
tersebut telah terealisasi. Walaupun bersifat konservatif, penundaan keuntungan
translasi semata-mata dilakukan karena keuntungan “menolak” bahwa perubahan
kurs telah terjadi.
Memasukkan keuntungan
dan kerugian translasi dalam laba berjalan, sayangnya, berarti melibatkan
elemen random dalam laba yang bisa mengakibatkan gejolak laba yang signifikan
setiap kali nilai tukar berubah. Selain itu, memasukkan keuntungan dan kerugian
“di atas kertas” semacam itu ke dalam laba yang dilaporkan bisa menyesatkan
pembaca laporan keuangan, karena penyesuian-penyesuaian ini tidak selalu
menyediakan informasi yang cocok dengan dampak ekonomi yang diharapkan dari
perubahan kurs atas arus kas perusahaan.
D) Pengaruh metode
translasi mata uang asing terhadap laporan keuangan.
Ketiga nilai tukar
berikut ini digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing
menjadi mata uang domestic. Pertama, kurs ini adalah kurs nilai tukar pada saat
tanggal laporan keuangan. Kedua, kurs histories adalah kurs nilai tukar pada
saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika
suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi. Terakhir, kurs
rata-rata yaitu rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini
atau kurs nilai tukar histories. Pengaruh penggunaan kurs nilai tukar histories
dibandingkan dengan kurs nilai tukar kini terhadap laporan keuangan ketika
digunakan sebagai koofisien translasi mata uang asing. Kurs nilai tukar
histories umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam
mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestic.
1. Single Rate Method
Berdasarkan pendekatan
translasi ini, laporan keuangan operasi luar negeri, yang dianggap oleh
perusahaan induk sebagai entitas yang otonom, memiliki domisili pelaporan
mereka sendiri. Ini adalah lingkungan akuntansi lokal tempat dimana perusahaan
afiliasi asing tersebut mentraksaksikan urusan bisnisnya. Untuk mempertahankan
“rasa” lokal dari laporan valuta, suatu cara harus ditemukan agar translasi
bisa dilaksanakan dengan distorsi yang minimal. Cara yang paling baik adalah
penggunaan metode kurs berlaku.
Karena semua laporan
keuangan valuta asing sebenarnya dikalikan dengan suatu konstansta, metode
translasi ini mempertahankan hasil keuangan dan hubungan asli (misalnya.
rasio-rasio keuangan) dalam laporan konsolidasi dari entitas-entitas individual
yang dikonsolidasi. Hanya bentuk perkiraan-perkiraan luar negeri, bukan hakekatnya,
yang berubah dalam metode kurs berlaku.
Meskipun menarik dan
sederhana secara konseptual, metode kurs berlaku dipersalahkan oleh sebagian
orang karena merusak tujuan dasar dari laporan keuangan konsolidasi, yaitu
karena menyajikan, untuk keuntungan pemegang saham perusahaan induk,
hasil-hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan induk dan
perusahaan-perusahaan anaknya dari perspektif valuta tunggal yaitu.
mempertahankan valuta pelaporan perusahaan induk sebagai unit pengukuran. Dalam
metode kurs berlaku, hasil-hasil konsolidasi akan mencerminkan
perspekfif-perspektif valuta dari masing-masing negara tempat dimana
perusahaan-perusahaan anak berada. Misalnya, jika sebuah aktiva dip=roleh
sebuah perusahaan anak di luar negeri seharga VA 1,000 ketika kursnya adalah VA
1=$1, maka biaya historisnya dari perspektif dolar adalah $1.000; dari
perspektif valuta lokal juga $1,000. Jika kurs berubah menjadi VA 5 = $1, biaya
historis aset tersebut dari perspektif dolar (translas’ biaya historis) tetap
$1,000. Jika valuta lokal tetap dipertahankan sebagai unit pengukuran, nifai
aset akan diekspresikan sebesar $200 (translasi kurs berlaku).
Metode kurs berlaku
juga dipersalahkan karena mengasumsikan bahwa semua aktiva-valuta lokal
dipengaruhi oleh risiko nilai tukar (yaitu, mengasumsikan bahwa fluktuasi
valuta domestik yang ekivalen, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs translasi
berjalan, merupakan indikator perubahan nilai intrinsik aktiva-aktiva
tersebut). Hat ini jarang benar karena nilai persediaan dan aktiva-aktiva tetap
di luar negeri umumnya didukung oleh inflasi lokal.
2. Multiple Rate
Methods
Metode-metode kurs
berganda mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam proses
translasi. 3 metode semacam itu akan dibahas berikut ini.
Metode berlaku-historis.
Berdasarkan pendekatan berlaku-historis, yang populer di AS dan ditempat-tempat
lain sebelum tahun 1976, aktiva lancar dan kewajiban lancar sebuah perusahaan
anak di luar negeri ditranslasikan kedalam valuta pelaporan perusahaan induknya
dengan menggunakan kurs berlaku. Aktiva dan kewajiban non-lancar ditranslasikan
dengan kurs historis.
Item-item laporan
laba-rugi, kecuali beban depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan dengan kurs
rata-rata masing-masing bulan operasi atau dengan basis rata-rata tertimbang
dari seluruh periode yang akan dilaporkan. Beban depresiasi dan amortisasi
ditranslasikan dengan memakai kurs historis yang berlaku pada saat aset yang
bersangkutan diperoleh.
Metodologi ini,
sayangnya, memiliki sejumlah kelemahan. Misalnya, metode ini kurang memilik
justifikasi konseptual. Definisi-definisi yang ada mengenai aktiva dan
kewajiban lancar dan non-lancar tidak menjelaskan mengapa cara klasifikasi
seperti itu menentukan kurs mana yang akan digunakan dalam proses transiasi.
Metode moneter-nonmoneter.
Seperti halnya metode berlaku-historis, metode moniter-nonmoneter memakai pola
klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat.
Karena item-item
moneter diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku untuk mentranslasikan
item-item valuta asing menghasilkan valuta domestik ekivalen yang mencerminkan
nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya.
Metode Temporal Menurut
pendekatan temporal, translasi valuta merupakan suatu proses konversi
pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu). Karena itu, metode ini
tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur;
metode ini hanya dapat mengubah unit pengukuran. Translasi saldo valuta asing,
misalnya, hanya mengubah (restate) denominasi persediaan. tidak penilaian
aktualnya. Dalam GAAP AS, aktiva kas diukur berdasarkan jumiah yang dimiliki
pada tanggal neraca. Piutang dan hutang dinyatakan dalam jumlah yang diharapkan
akan diterima atau dibayar pada saat jatuh tempo. Kewajiban dan aktiva lain
diukur pada harga yang berlaku ketika item¬item tersebut diperoleh atau terjadi
(harga historis). Meskipun begitu, beberapa diantaranya diukur berdasarkan
harga yang berlaku pada tanggal laporan keuangan (harga berjalan), seperti
persediaan dibawah aturan biaya atau pasar. Pendek kata, ada dimensi waktu yang
berkaitan dengan nilai-nilai uang ini.
Menurut Lorensen, cara
terbaik untuk mempertahankan basis-basis akuntansi yang digunakan untuk
mengukur item-item valuta asing adalah dengan mentranslasikan jumlah uang luar
negerinya dengan kurs yang berlaku pada tanggal pengukuran uang luar negeri
berlangsung. Prinsip temporal dengan demikian menyatakan bahwa
uang, piutang, dan
hutang yang diukur pada jumlah yang dijanjikan seharusnya ditranslasikan
memakai kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Aktiva dan kewajiban yang diukur
pada harga uang seharusnya ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada
tanggal yang berkenaan dengan harga uang tersebut.
E) Evaluasi dan
pemilihan metode translasi mata uang asing.
Metode konversi mata uang
Diseluruh dunia
setidaknya dikenal 4 jenis metode konversi mata uang, yaitu :
1. Metode Current/Non
current
Metode ini merupakan
metode yang paling tua di antara metode konversi mata uang. Dengan metode ini,
semua asset dan kewajiban lancer dari cabang-cabang perusahaan dikonversikan
dalam mata uang Negara asal dengan kurs saat ini, yaitu kurs pada saat neraca
disusun. Sedang asset dan kewajiban yang tidak lancar (noncurrent),seperti
biaya depresiasi, dikonversikan pada kurs histories, yaitu kurs pada saat asset
diperoleh ataupun pada saat kewajiban terjadi. Oleh karena itu, cabang
perusahaan di luar negeri yang memiliki modal kerja yang dinilai positif dalam
mata uang local akan meningkatkan resiko rugi (translation loss) akibat
devaluasi dengan metode current/non current. Sebaliknya bila modal kerja
ternyata negative dinilai dalam mata uang local berarti terdapat keuntungan
(translation gain) akibat revaluasi dengan metode tersebut.
Namun demikian, metode
ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk
mentranslasikan aktiva lancar secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas,
piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi risiko nilai
tukar. Hal ini tentu tidak tepat. Sebaliknya, translasi utang jangka panjang
berdasarkan kurs histories mengalihkan pengaruh mata uang yang berfluktuasi
kedalam tahun penyelesaian.
2. Metode Monetary/non
monetary
Asset moneter (terutama
kas, surat-surat berharga, piutang, dan piutang jangka panjang) dan kewajiban
moneter (terutama utang lancar dan utang jangka panjang) dikonversi pada kurs
saat ini. Sedang pos-pos nonmoneter, seperti stock barang, asset tetap, dan investasi
jangka panjang, dikonversi pada kurs histories.
Pos-pos dalam laporan
laba/rugi dikonversi pada kurs rata-rata pada periode tersebut, kecuali untuk
pos penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan asset dan kewajiban non moneter.
Biaya depresiasi dan biaya penjualan dikonversi pada kurs yang sama dengan pos
dalam neraca. Akibatnya, biaya penjualan bisa saja dikonversi dengan kurs yang
berlainan dengan kurs yang digunakan untuk mengkonversi penjualan. Perlu
diperhatikan bahwa metode moneter-non moneter bergantung pada klasifikasi skema
neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan
hasil yang kurang tepat. Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena
menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya
penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi histories.
3. Metode temporal
Dengan menggunakan
metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau
penyajian ulang nilai tertentu. Metode tidak mengubah atribut suatu pos yang
diukur, malainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam
mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut,
tetapi bukan penilaian sesungguhnya.
Metode ini merupakan
modifikasi dari metode moneter/non moneter. Perbedaannya, dalam metode
moneter/non moneter, persediaan (inventory) selalu dikonversi dengan kurs
histories. Sedang dalam metode temporal, persediaan umumnya dikonversi dengan
kurs histories, namun bisa saja dikonversi dengan kurs saat ini apabila
persediaan tersebut dicatat dalam neraca dengan nilai pasarnya. Secara
teoritis, metode temporal lebih menekankan pada evalusai biaya (histories
ataukah pasar).
Pos-pos dalam laporan
laba/rugi umumnya dikonversi dengan kurs rata-rata pada periode laporan. Sedang
biaya penjualan, cicilan utang, dan depresiasi yang berkaitan dengan pos-pos
dalam neraca dikonversi dengan kurs histories (harga di masa lalu).
4. Metode Current rate
Metode ini merupakan
metode yang paling mudah karena semua pos neraca dan laba/rugi dikonversi
dengan kurs saat ini. Metode ini direkomendasi oleh Ikatan Akuntan Inggris,
Skotlandia, dan Wales, serta secara luas digunakan oleh perusahaan-perusahaan
Inggris. Dengan metode ini, bila asset yang didenominasi dalam valas melebihi
kewajiban dalam valas, suatu devalusai akan menghasilkan kerugian. Variasi dari
metode ini adalah mengkonversi semua asset dan kewajiban, kecuali asset tetap
bersih yang dinyatakan dengan kurs saat ini.
F) Transaksi dengan
mata uang asing
Ciri utama yang
istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesainnya
dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Jadi, transaksi dalam mata uang asing
terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan
pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan
meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing.
Suatu transaksi mata
uang asing dapat berdenominasi dalam satu mata uang, tetapi diukur atau dicatat
dalam mata uang yang lain. Untuk memahami mengapa hal ini terjadi,
petimbangkanlah pertama-tama istilah mata uang fungsional. Mata uang fungsional
sebuah perusahaan diartikan sebagai mata uang lingkungan ekonomi yang utama
dimana perusahaan beroperasi dan menghasilkan arus kas. Jika suatu operasi anak
perusahaan luar negeri relative berdiri sendiri dan terintegrasi dalam Negara
asing (yaitu sutau anak perusahaan yang menghasilkan produk untuk distribusi
setempat), umumnya akan menghasilkan dan mengeluarkan uang dalam mata uang
local (Negara-negara domisili). Dengan demikian mata uang local (contoh euro
untuk anak perusahaandari suatu perusahaan AS yang berada di Belgia) adalah
mata uang fungsionalnya.
Untuk menggambarkan
perbedaan antara suatu transaksi yang berdenominasi dalam suatu mata uang
tetapi diukur dalam mata uang lainnya, misalkan sebuah anak perusahaan AS di
Hong Kong membeli persediaan barang dagangan dari Republik Rakyat Cina yang
dibayarkan dalam renmimbi. Mata uang fungsional anak perusahaan adalah dollar
AS. Dalam kasus ini, anak perusahaan akan mengukur transaksi mata uang asing
yang berdenominasi dalam renmimbi ke dalam dollar AS, mata uang yang digunakan
dalam catatan bukunya. Dari sudut pandang induk perusahaan, kewajiban anak
perusahaan berdenominasi dalam renmimbi, tetapi diukur dalam dollar AS, mata
uang fungsionalnya, untuk keperluan konsolidasi
G) Hubungan translasi
mata uang asing dengan inflasi
Penggunaan kurs kini
untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di
lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata
uang domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada
saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan
dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu
dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada
pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba
akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio
pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar
negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan.
FASB menolak
penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak
konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam
laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan
dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang
berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan
nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva
tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian
translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas pemegang
saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan.
Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi
untuk inflasi asing.
Langganan:
Postingan (Atom)