Selasa, 14 Oktober 2014

Tulisan Softskill Sosiologi dan Politik

Pembangunan Monorel Diminati Investor Lima Negara

Wali Kota Bandung mengundang beberapa investor untuk bekerja sama dalam pembangunan monorel koridor 2 Kebon Kopi-Antapani. Padahal di sisi lain, pembangunan koridor satu pun belum dilaksanakan. 
"Monorel koridor 1 sudah tuntas tinggal pembangunan, sedangkan koridor 2 baru akan dilelang," ujar Emil, panggilan akrab Ridwan Kamilusai Market Sounding Monorel Kota Bandung di Hotel Horison (13/10/2014).
Monorel koridor 2 ini diharapkan segera beroperasi dengan stasiun pemberhentian di Kebon Kopi, Bundaran, Rajawali, Elang, Bandara Husein Sastranegara, Ciroyom, Istana Plaza, Kebon Kawung, Purnawarman, Banda, Citarum, Taman Pramuka, Stadion Persib,  Jalan Jakarta, Jalan Purwakarta, Setra Dago, dan Antapani.
"Sebelumnya direncanakan rute akan sampai Gedebage, tapi dari Antapani ke Gedebage banyak lahan yang sulit dibebaskan, sehingga diputuskan hanya sampai Antapani," ujar Emil. 
Menurut Emil, pengerjaan monorel jalur 2 ini sudah diminati lima negara, yaitu Tiongkok, Korea Selatan, Inggris, Prancis, dan Jerman. Emil mengaku belum merinci berapa  investasi yang dibutuhkan untuk monorel.
"Nanti, kalau mereka sudah mau dengan proyek ini, baru kita hitung, berapa biaya yang dibutuhkan, dan kompensasi apa yang mereka inginkan," ujar Emil.
Selain itu, jenis teknologinya juga belum ditentukan, sehingga
belum tahu, apakah membutuhkan lahan yang kecil tapi efektif, atau malah perlu lahan yang besar.
Emil akan berupaya mewujudkan sistem transportasi massal monorel ini, karena jika tidak tidak terwujud Bandung artinya tidak punya inovasi dan tidak melangkah.
Menanggapi monorel yang akan dibangun Pemerintah Provinsi Jawa Barat, menurut Emil, hanya perpindahan moda transportasi saja. Besar kemungkinan, lanjutnya, memiliki teknologi yang berbeda.
Emil menegaskan pembangunan monorel ini untuk mengurangi kemacetan dan menarik penumpang yang selama ini menggunakan kendaraan pribadi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar